Sejarah

Pertanyaan

jelaskan dngan singkat prkembangan dari ilmu pada masa abbasiah

2 Jawaban

  • Islam pada masa Rasulullah berkembang sangat pesat. Islam tidak hanya berkembang di Mekah dan Madinah saja tetapi sudah berkembang ke seluruh negara-negara di Jazirah Arab dan negara-negara di sekitarnya. Puncak perkembangan Islam terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah.


  • Pada masa Dinasti Abbasiyah kehidupan peradaban Islam sangat maju, sehingga pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam. Kaum muslimin sudah sampai pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan, politik, ekonomi, dan keuangan lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan agama dan pengetahuan umum mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai ilmu telah lahir. Hal ini dikarenakan antara lain:

    Penelitian-penelitian dan kajian-kajian tentang ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para kaum muslimin itu sendiri, Penerjemahan buku berbahasa asing seperti halnya Yunani, Mesir, Persia, India, dan lain-lain ke dalam bahasa Arab dengan sangat gencar. Buku-buku yang diterjemahkan antara lain: ilmu kedokteran, kimia, ilmu alam, mantiq (logika), filasat al jabar, ilmu falak, matematika, seni, dan lain-lain. Penerjemahan dan penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada masa pemerintahan Abu Ja’far, Harun ar-Rasyid, al-Makmum, dan Mahdi.

    Khalifah Harun ar-Rasyid sangat serius dalam memajukan pengetahuan tersebut. Beliau mendirikan lembaga ilmu pengetahun yang diberi nama ‘BAITUL HIKMAH” sebagai pusat penerjemahan, penelitian, dan pengkajian ilmu perpustakaan serta lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi).

    Dengan begitu kaum muslimin dapat mempelajari berbagai ilmu dalam bahasa Arab. Dan hasilnya bermunculan sarjana-sarjana besar muslim dari berbagai disiplin ilmu yang sangat terkenal juga ulama-ulama besar yang sangat tersohor seperti halnya Imam Abu Hanafi-Imam Malik-Imam Syafei-Imam Hambali, Imam Bukhari, dan Imam Muslim.

    Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka peluang seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Para khalifah sendiri pada umumnya adalah ulama-ulama yang mencintai ilmu, menghormati para sarjana dan memuliakan para pujangga.

    Mereka benar-benar menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mereka mempraktikkan syariat Islam: bahwa tinggi rendahnya derajat dan martabat seseorang tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan yang ia miliki di samping ketakwaannya pada Allah swt. Allah swt. berfiman dalam Q.S al-Mujaddalah/58: 11: Artinya: “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Q.S al-Mujadalah/58: 11)

    Para khalifah dalam memandang ilmu pengetahuan sangat menghargai dan memuliakannya. Oleh karena itu, mereka membuka peluang seluas-luasnya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan kepada seluruh mahasiswa baik dari kalangan Islam maupun kalangan lainnya. Para khalifah sendiri pada umumnya seorang ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan para pujangga. Kebebasan berfikir sangat dijunjung tinggi. Para sarjana (ulama) dibebaskan untuk berijtihad mengembangkan daya intelektualnya dan bebas dari belenggu taqlid. Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum atau agama berkembang sangat tinggi. Sebagai bukti antara lain:

Pertanyaan Lainnya